Dalam proses kehamilan, seringkali ibu hamil mengalami iritasi mata disamping perubahan fisik yang mereka alami. Penyebab iritasi mata yang mereka alami kemungkinan besar berhubungan dengan perubahan kadar hormon dan fungsi sistem kekebalan tubuh mereka.
Memang, iritasi mata yang dialami bumil bisa hilang dengan sendirinya. Hanya saja dalam proses penyembuhannya tentu saja akan membuat ibu hamil tidak nyaman. Dan pada akhirnya akan mempengaruhi mood atau suasana hati dari bumil. Adapun banyak jenis iritasi mata yang bisa dialami bumil.
Jenis-Jenis Iritasi Mata pada Ibu Hamil
Perubahan sistem kekebalan tubuh ibu hamil menjadikan mereka rentan terhadap infeksi entah karena bakteri maupun virus. Oleh karena itu ada baiknya kita mengedukasi diri terkait berbagai jenis iritasi mata yang sering terjadi pada ibu hamil dan berbagai penyebab iritasi mata yang mengenai mereka:
-
Mata Merah atau Konjungtivitis
Konjungtivitis merupakan kondisi mata merah yang meliputi bagian putih mata, sifatnya mudah menyebar dan membuat mata menjadi sangat merah. Kondisi iritasi ini biasanya akan berlangsung satu minggu.
Penyebabnya pun tidak jauh-jauh dari bakteri maupun virus, lensa kontak, bahan kimia, benda asing dan sebagainya. Selain mata merah, gejala yang bisa saja muncul adalah sensasi gatal, terbakar, bengkak, nyeri atau iritasi, sensitif terhadap cahaya, dan kotoran mata yang berlebih.
Nah biasanya dokter akan meresepkan antibiotik berupa tetes mata untuk penderita konjungtivitas bakteri dan antihistamin jika muncul alergi. Selain itu dokter juga akan menyarankan kamu untuk membersihkan kelopak mata memakai kain basah dan bersih. Kemudian kompres mata menggunakan air dingin ataupun hangat untuk mengurangi rasa sakit. Dan pakai obat tetes mata salin untuk menenangkan mata dan mengeluarkan partikel yang terperangkap di mata.
-
Keratitis
Peradangan pada kornea atau keratitis ini disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan bisa saja berkembang lebih cepat jika kamu menggunakan lensa kontak, iklim lembab dan sebagainya. Gejala yang muncul pada keratitis pada bumil adalah kemerahan dan pembengkakan pada mata, nyeri, tidak nyaman, penglihatan kabur, sensitif terhadap cahaya dan sebagainya.
Perawatan yang bisa kamu lakukan adalah dengan menggunakan obat resep oral, obat tetes mata yang isinya antibiotik, antivirus, dan antijamur. Kamu juga bisa menggunakan air mata buatan untuk melumasi mata.
-
Uveitis
Peradangan uvea atau lapisan tengah mata yang bertugas mengangkut darah ke retina. Penyebab iritasi mata ini adalah virus seperti pada penyakit herpes dan bisa dipicu dari cedera mata maupun autoimun. Bahkan pada uveitis yang parah bisa memicu seseorang kehilangan penglihatan termasuk bumil.
Gejala yang muncul biasanya nyeri, kemerahan, muncul floaters kecil di pandangan bumil, sensitif terhadap cahaya dan penglihatan mulai kabur. Pada kondisi ini yang harus kamu lakukan adalah gunakan kacamata hitam, gunakan obat tetes mata dengan kandungan anti-inflamasi. Bila perlu dokter juga akan menyuntikkan anti-inflamasi untuk beberapa kasus.
-
Mata Kering
Mata kering terjadi karena mata kurang kelembaban, tetapi bisa terjadi juga apabila ada perubahan hormon, dipengaruhi oleh kelenjar meibom yang melapisi kelopak mata yang mana membuat air mata kamu berminyak.
Selain itu bisa terjadi juga karena kelenjar lakrimal mengeluarkan cairan pelumas yang lebih sedikit sehingga bisa memperburuk gejala yang muncul. Dan bila tubuh sedang dehidrasi maka kondisi pun bisa semakin parah, apalagi pada bumil yang sering mual dan muntah.
Gejala yang muncul pada kondisi ini diantaranya sakit, mata merah, kelopak mata lengket, penglihatan mulai kabur ketika berkedip, ada perasaan grit di mata dan sebagainya. Kalau sudah begini gunakan air mata buatan, obat tetes mata bebas, buat rumah menjadi lembab, pijat kelopak mata, dan bersihkan mata menggunakan kapas yang dibasahi dengan air hangat.
Itulah tadi beberapa penyakit dan penyebab iritasi mata yang sering dialami oleh ibu hamil. Lakukan perawatan seperti yang sudah dijelaskan di atas sebagai penanganan pertama pada kondisi yang kamu alami. Jangan panic dan tetap tenang untuk menjaga kondisi ibu hamil tetap stabil.